Developer Call of Duty: Warzone, Raven Software, mengkonfirmasi bahwa mereka telah banned lebih dari 50.000 pemain pada minggu lalu di dua gelombang bans yang mereka lakukan.
Dalam tweet yang diposting kemarin, Raven Software menjelaskan bahwa sebagian besar dari 50 ribu pemain yang mereka banned tersebut adalah pelaku yang sering melanggar aturan berulang kali.
Has been a while since our last anti-cheat update!
Two #Warzone ban waves this week. Over 50,000 accounts banned combined. ?
Targeting repeat offenders, and much more.
— Raven Software (@RavenSoftware) 16 Juli 2021
Kembali pada bulan Februari lalu, Raven berhasil banned lebih dari 60.000 akun di Warzone dalam satu hari. Pada bulan Mei, Raven dan Activision melaporkan ada lebih dari 350 ribu pemain telah mereka banned di Warzone karena tindakan rasisme dan toxic hanya dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Sejak laporan terakhir jumlah pemain yang mereka banned, jumlah para pelanggar tersebut terus bertambah setiap waktunya, dan ini merupakan kabar buruk bagi mereka karena menandakan bahwa Call of Duty: Warzone berisikan banyak sekali pemain licik.
Warzone sudah cukup lama bermasalah dengan cheater, bahkan ini terjadi sejak hari pertama game tersebut diluncurkan pada awal 2020. Saat itu, Activision dan Raven Software terus memerangi cheater dan hacker yang terus menyebabkan masalah bagi para pemain COD: Warzone di semua platform.
Akhir-akhir ini situasi kian memburuk, dimana streamer Twitch ternama telah diretas ketika bermain game tersebut. Kemudian, mengingat didukungnya fitur cross-play, tentu masalah ini juga sama-sama dialami oleh kedua platform, baik PC maupun console.
Terlepas dari semua masalah di atas, kami sangat senang melihat Raven bertarung dengan sangat baik dan memblokir 50.000 peretas lagi. Meskipun tidak sepenuhnya hilang, semoga setidaknya cheater dan hacker bisa berkurang di Call of Duty: Warzone.