Masalah toxic adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari ketika membicarakan tentang game online. VALORANT tidak terkecuali, sebagai salah satu game FPS tersukses saat ini, game besutan RIot Games tersebut juga mengalami masalah yang sama.
Melihat perkembangan masalah toxic ini, Riot Games ternyata melakukan evaluasi dan mengambil tindakan. Salah satu tindakan terbarunya baru saja mereka jelaskan pada VALORANT versi terbaru yakni fitur perekam suara untuk para pemainnya.
BACA JUGA: VALORANT Mungkin Akan Hadirkan Mode Battle Royale, Berikut Bocorannya!
Informasi ini telah dikonfirmasi benar adanya, dan sekarang fitur ini sedang mengalami testing untuk regional Amerika Utara. Diharapkan dengan adanya fitur ini, tingkat toxic yang ada pada VALORANT bisa dikurangi atau malah bisa diatasi sebagian besarnya.
With the new Privacy Policy, Riot will now start to record Voice Chat in-game to help prevent Toxicity.
~ If you prefer to not have your voice chat captured, you may turn off voice chat.
This feature is currently in beta testing with VALORANT in North America.#VALORANT pic.twitter.com/OZ0kgveOx6
— Mike – Valorant Leaks & Info (@ValorLeaks) 30 April 2021
Cara kerja fitur ini sebenarnya mudah saja untuk dimengerti, singkatnya Riot Games bisa merekam suara kalian ketika bermain. Setiap kalimat yang kalian keluarkan akan terdata dan nantinya data tersebut akan digunakan jika kalian terbukti mengatakan sesuatu yang tidak sopan, baik itu kepada tim sendiri atau lawan.
Kita buat contoh kasus, jika ada pemain A yang mengatakan kata kasar dan terekam, maka pemain A tersebut bisa langsung mendapatkan hukuman. Namun, setelahnya Riot berjanji untuk tidak mempublikasi rekaman tersebut. Jika pemain A telah bersalah dan diberi hukuman, maka rekaman dirinya akan langsung dihapus, karena yang penting hukumannya sudah diberikan.
I'm all for battling toxicity but I'm not going to let my voice be recorded. I'll mute my mic and just listen and ping. I think this just ups the need for a separate team q. If you go in solo less and less people will use their mics, a totally different game than it's meant to be
— John Alexander (@BeFondOfJohn) 30 April 2021
Tentu saja, mendengar fitur baru ini tidak sedikit pemain yang keberatan karena dinilai terlalu melewati batas pribadi pemain. Riot Games di lain pihak juga mengerti akan hal ini dan sekarang mereka sedang mencari data terbaik, namun untuk sekarang fitur ini sedang aktif untuk di testing.
Pemain sebenarnya bisa saja mematikan fitur ini jika mereka mau, hal ini hanya berlaku bagi mereka yang ingin mengurangi permasalahan toxic. Saat ini, Riot masih mencari data terbaik untuk mengatasi masalah ini, namun sampai sekarang fitur baru ini masih menjadi prioritas utama. Jika hasil akhir fitur ini terbukti kegunaanya, maka kalian bisa berekspektasi kalau fitur ini akan dirilis secara global nantinya.