Belum juga mendapatkan tanggal rilisnya, PUBG Mobile versi India atau Battleground Mobile India sudah terancam kena banned lagi. Permasalahan ini kembali muncul tepat beberapa hari lagi sebelum Krafton membuka tahap pre-registration untuk regional tersebut.
Informasi ini datang dari IGN India yang mengatakan kalau pemerintah setempat akan kembali melakukan hal yang sama. Lebih tepatnya, isu ini diberikan oleh Arunachal Pradesh MLA, Ninong Ering. Ering telah mengirimkan surat kepada perdana mentri India, untuk meminta game PUBG Mobile India ini di-banned lagi.
BACA JUGA: NetEase Umumkan Game Mobile Survival Baru Bernama Badlanders!
Dari surat tersebut, Ering mengatakan kalau mayoritas pegawai dari Krafton India masih merupakan bagian dari Tencent. Seperti yang kita tahu kalau alasan pertama kenapa game ini dihukum sendiri adalah persaingan politik antara pemerintah India dan pasar China, salah satunya Tencent.
Looks like PUBG Mobile…. I mean uh… Battlegrounds Mobile India, will face some scrutiny as it tries to relaunch.
One of the issues with an unclear policy that has been enforced in an inconsistent manner. It’s almost impossible for it to come back without opposition. https://t.co/B5sIXtlyN8
— Daniel Ahmad (@ZhugeEX) 22 Mei 2021
Gerakan ini akhirnya dibantu oleh anggota parlemen pemerintahan India lainnya yang mengatakan hal sama. Battleground Mobile India sudah dilarang untuk beroperasi di India. Dan sekarang walaupun perusahaan utamanya sudah berubah, orang yang bekerja didalamnya masih sama saja. Itulah alasan utama yang diberikan oleh pemerintah setempat terkait isu ini.
Tentu saja keputusan ini masih belum resmi, dan masih berupa pengajuan saran saja dan kemungkinan masih selalu ada. Tentu saja akan ada banyak dampak yang terjadi karena masalah ini, seperti yang kita tahu kalau Krafton sendiri sudah menghabiskan modal dan usaha yang besar untuk kembali memasukan game ini ke India.
Dilain pihak, India sendiri tidak mau kembali memasukan game yang dirasa melarang kebijakan pemerintah setempat. Konflik ini sudah hampir berjalan selama satu tahun sekarang, dan hingga saat ini masih belum ada solusi tepat yang bisa diambil.