Sejak VALORANT dirilis pada bulan Juni tahun 2020 kemarin, Riot Games terus bekerja untuk merilis Agent baru setiap kali melakukan update besar. Hal tersebut mereka lakukan bukan tanpa sebab, karena ternyata Riot memiliki rencana untuk membawa fitur pick & ban di masa depan.
Hingga saat ini, VALORANT sendiri sudah memiliki total 15 Agent dengan Astra sebagai Agent paling baru. Dengan jumlah tersebut, Riot Games merasa belum cukup untuk VALORANT memiliki sistem pick & ban karena jumlahnya yang masih sedikit.
BACA JUGA: Heirloom Season 9 Apex Legends Sepertinya Akan Diberikan Kepada Crypto!
VALORANT adalah game 5v5, itu berarti jika game ini ingin membawa fitur pick & ban maka setidaknya membutuhkan lebih dari 15 Agent. Kita ambil kasus jika Riot Games memutuskan untuk memberlakukan sistem 5 pick dan 2 ban per tim, maka totalnya saja sudah sampai 14 Agent yang terlibat.
Dengan sistem seperti itu maka META atau balancing dari para Agent akan terlalu beresiko untuk dilakukan. Akan terjadi banyak hal yang tidak diinginkan jika dipakaskan menggunakan fitur pick & ban pada fase sekarang ini.
Nicholas Wu Smith selaku game designer untuk VALORANT mengatakan kalau mereka dari Riot ingin memiliki setidaknya 30 Agent sebelum fitur ini diberlakukan. Smith juga mengatakan kalau walaupun dengan jumlah 30 Agent, melakukan banned Agent masih dibilang tinggi resikonya dan mungkin setiap tim hanya akan diberikan jatah 1 Agent banned saja.
Selanjutnya, Smith menjelaskan kalau fitur ini akan menyesuaikan hasil dari kompetitif VALORANT itu sendiri dan akan mengalami penyesuaian seiring berjalannya waktu. Selain Smith, Senior game designer Trevor Romleski juga mengatakan hal yang sama, bahkan jauh hari sejak bulan Juli 2020 kemarin.
Tentunya fitur seperti ini cukup dibutuhkan untuk game seperti VALORANT, layaknya Overwatch. Dengan adanya fitur ini, maka gameplay yang ditawarkan akan lebih dinamis dan akan berubah setiap kali balancing Agent terjadi.